Rabu, 13 Oktober 2010

2. pasar tempat usaha yang baik

Pasar Kaget Sebagai Test Market Merintis Usaha bagi Pemula

Agus Rasidi
Mon, 27 Oct 2008 07:57:29 -0700
Pasar Kaget Sebagai Test Market Merintis Usaha bagi Pemula
September 21, 2008 by arsipbisnis 

Pasar kaget atau pasar tumpah kian banyak ditemui di berbagai tempat. Ibarat 
pepatah, di mana ada gula di situ ada semut demikian juga dengan para pedagang 
yang kebanyakan pengusaha kecil ini menyerbu tempat keramaian dan menggelar 
dagangannya. Maklum, fenomena pasar kaget ini kerap menjadi alternative belanja 
tak terduga bagi orang yang melintas di tempat tersebut. Yang menarik, jika 
dulu lokasinya berada di badan jalan nan sempit kini pasar kaget telah merambah 
kawasan perumahan elit. Bagaimana prospek bisnis membuka usaha di pasar kaget? 
Apakah benar tempat ini layak disebut incubator merinis usaha bagi pemula dan 
bagaimana tips agar sukses berjualan di sini?

Pasar yang muncul secara tiba-tiba di tempat keramaian merupakan suatu peluang 
usaha yang baik bagi pemula. Seperti tempat olahraga di Minggu pagi yang 
disesaki bukan hanya oleh orang yang berolah raga tapi juga dimanfaatkan 
pedagang kecil untuk menggelar dagangan. Bukan hanya hari Sabtu, Minggu dan 
hari libur, kesempatan Jumatan pun kerap dimanfaatkan pedagang berjualan. Belum 
lagi pada acara-acara tertentu yang menyedot masa menjadi sasaran empuk 
pedagang menyulap jalanan menjadi pasar. Uniknya, kegiatan jual beli di pasar 
ini tak berjalan lama, biasanya hanya dalam jangka waktu beberapa jam kemudian 
pasar ini pun bubar. Tak heran situasi ini dikenal dengan pasar kaget alias 
pasar tumpah.

            Menurut Yuliana Agung, CEO dari Center for Customer Satisfaction & 
Loyalty (CCSOL) hal ini merupakan insting manusiawi pengusaha yang melihat jeli 
kesempatan untuk meraih keuntungan di tengah keramaian. Lebih lanjut ditegaskan 
bahwa pelaku usaha di pasar kaget ini tak lain pemula yang baru menjajal usaha 
atau pengusaha kecil yang menyasar segmen menengah ke bawah. Hebatnya, mereka 
telah mengetahui secara jelas kebutuhan target marketnya sehingga mereka 
menjual barang yang tepat. Misalnya saja di pelataran masjid saat jumatan. 
Barang yang dijajakan pun disesuaikan dengan calon pembelinya seperti 
perlengkapan solat, minyak wangi non alcohol, bacaan Islami, makanan hingga 
perkakas yang semuanya dijual dengan harga murah.

Ajang Tes Market.

Hal lain diungkapkan Yadi Budhi Setiawan, Direktur Pengelola Force One yang 
menyebutkan bahwa pasar kaget yang banyak ditemukan hampir di tiap daerah ini 
merupakan inkubator tumbuh kembangnya pengusaha kecil. Bagaimana tidak, tak 
sedikit pemula yang iseng-iseng menjajal usaha di tempat ini akhirnya serius 
menekuni usaha tersebut. Selain itu disebutkan juga bahwa pasar ini dapat juga 
menjadi alternative bagi mereka yang tidak memiliki kesempatan bekerja. 
Pendapat Direktur Pengelola Force One ini pun diamini Yuliana Agung, selain 
sebagai inkubator, pasar kagetpun tepat dijadikan sebagai pengujian diri dan 
tes market produk yang akan dilempar ke pasar. "Bagi pengusaha yang ingin 
serius menekuni usaha, dengan melakukan 1-3 kali jualan di pasar ini dapat 
mengetahui apakah kita menyukai berjualan dan dapat menjadi pengusaha sungguhan 
serta mengetahui apakah produk tersebut diterima, atau tepat dengan pasar yang 
disasar" terang Yuliana Agung.  Indikatornya dapat dilihat dari banyaknya 
pengunjung yang datang, terjadi transaksi yang terus meningkat, dan produk yang 
dijual cukup bervariasi. "Penjualan makanan, pakaian, aksesoris dan perabotan  
rumah tangga sudah pasti menjadi urutan proiritas konsumen memilih produk yang 
akan dibeli di pasar ini," papar Yadi Budhi Setiawan.

Jadi bagi pedagang yang senang berjualan di pasar yang banyak pemain dan 
konsumen serta beragam produk yang ditawarkan, ada baiknya menempati tempat 
yang tetap sehingga pelanggan tak perlu sulit mencari ketika ingin membeli 
produknya kembali. Namun bagi pedagang yang berjualan di lapak (tempat jualan) 
yang berbeda, Yuliana Agung menyarankan agar tetap memiliki ciri khas. 
"menggunakan alas atau tenda dengan warna cerah, warna warni atau berbeda dari 
yang lain dapat mengingatkan pembeli pada Anda. Selain itu untuk menarik 
konsumen menghampiri Anda, berteriak-teriak juga dapat dilakukan," tutur 
Yuliana Agung. Hal ini pula yang dilakukan Anto penjual kaos kaki di pasar 
kaget depan Pemda Cibinong Bogor yang berteriak "Ayo,  Bu.Ayo  Pak.kaos kaki 
murah.Rp 5000 dapat 3, kapan lagi.ayo, murah, dipilih.dipilih."

Selain itu, melakukan tawar-menawar barang pun menjadi daya tarik bai konsumen. 
Atau memberikan diskon, menggantung harga Rp. 9.900 untuk tiga macam perabotan 
rumah tangga, beli 3 dapat 1 gratis juga dapat dilakukan. Bahkan ditambahkan 
Yuliana Agung, semakin ramai tempat jualan, semakin penasaran konsumen melihat 
apa yang dijual. Berdasarkan pengamatannya, dari jumlah massa yang ada sekitar 
10% saja tertarik pada apa yang dijajakan sudah bagus, dan dari 10% itu 
setidaknya ada 10% - 20% orang yang membeli produk. Misal saja dari 1000 orang 
pengunjung ada 100 orang yang melihat dan ada 10-20 orang yang membeli produk. 
Asumsi harga produk yang dibeli rata-rata Rp 20.000, omset yang dapat diraih 
mencapai Rp 200-400 ribu, lumayan bukan?

Persiapan Usaha

Diingatkan Yadi Budhi setiawan, bila berusaha di pasar kaget melayani konsumen 
dengan baik bahkan hingga memiliki hubungan after sale yang baik dapat 
menjadikan konsumen sebagai pelanggan yang loyal. Ketika telah memiliki 
pelanggan yang loyal, tak menutup kemungkinan bagi pedagang dapat memiliki 
usaha tetap seperti warung, toko yang tetap ramai dikunjungi pelanggan walau 
sudah tidak berjualan di pasar kaget lagi.

            Dan sebelum memulai usaha di pasar kaget, diperlukan persiapan 
usaha yang cukup. Menyiapkan stok barang yang sesuai dengan target marketnya, 
men-display produk dengan rapi seperti digantung atau menggunakan etalase, 
menggelar variasi produk hingga menyiapkan uang receh untuk kembalian sangat 
diperlukan. Selain itu persiapan modal untuk membeli produk dan mencari tempat 
yang strategis pun dianggap perlu.

            Fenomena pasar kaget memang terjadi hampir di tiap kota, bukan 
hanya pada pagi hari, banyak pasar kaget yang ramai ketika malam tiba. Seperti 
pasar kaget di daerah Parung, Kebayoran, Pal Merah, Kebon Jeruk pun ramai dari 
jam 6-10 malam. Pasar kaget malam hari diakui Yadi Budhi lebih berpotensi dan 
dapat mendatangkan omset lebih besar daripada pasar kaget di pagi hari. 
Pasalnya, konsumen yang datang lebih santai sehingga dapat membeli lebih banyak 
produk. Malah Yuliana Agung menyarankan pedagang untuk menjual produk lifestyle 
seperti arloji, dompet, alat elektronik, aksesoris, lebih cocok dijual pada 
malam hari, sedangkan untuk perabotan rumah tangga, makanan, perkakas, dan 
mainan anak tepat dijual pada pasar kaget pagi hari.

            Senada dengan komentar pengamat marketing tersebut, disebutkan Beni 
dan Ega penjual pakaian di pasar kaget Taman Yasmin Bogor dan pasar kaget 
belakang Benhil (Bendungan Hilir) Jakarta, mengaku hanya dapat meraih omset Rp 
300-500 ribu dari jam 10:00-14:00 tiap Jumat. Diambahkan Beni, beberapa 
rekannya yang berjualan di pasar kaget pada malam hari mendapatkan omset jauh 
lebih tinggi yakni sekitar Rp  500 ribu hingga Rp 1 juta.

            Yuliana Agung mengungkapkan bahwa harga yang banyak diburu konsumen 
yakni di bawah Rp 10 ribu dan beberapa yang di bawah Rp 50 ribu. Meskipun 
demikian, pedagang masih mendapatkan keuntungan 2-4 kali lipat dari harga beli, 
sehingga jika harga barang Rp 5 ribu dapat dijual dengan harga Rp 10-20 ribu.

Tips Merintis Usaha Pasar Kaget

1.      Pilih lokasi yang ramai baik pagi atau malam hari

2.      Lihat target market yang akan disasar agar mengetahui barang yang akan 
dijual.

3.      Cari barang yang murah sehingga Anda dapat memiliki keuntungan 2-4 kali 
lipat.

4.      Cari jejaring usaha yang dapat menampung produk Anda jika tidak laku 
terjual.

5.      Sedapat mungkin buat pembeda yang mencolok pada tempat usaha sehingga 
menarik konsumen datang dan mudah diingat.

6.      Jika berjualan di pasar kaget pada malam hari, diharapkan menggunakan 
penerangan yang cukup.

7.      Display semua varian produk semenarik mungkin.

8.      Harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan kemampuan menjual 
yang atraktif.

9.      Siapkan uang receh untuk kembalian. Meskipun kecil tapi hal ini dapat 
membuat konsumen kesal hanya untuk menunggu kembalian.

10.  Bangun hubungan baik dengan konsumen dan pedagang lain

11.  Bekerja keras dan semangat.

 Sumber: Peluang Usaha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar