Sabtu, 16 Oktober 2010

1.Cara Membuat Yoghurt yang Benar


membuat yogurt Yoghurt merupakan salah satu olahan susu yang diproses melalui proses fermentasi dengan penambahan kultur organisme yang baik, salah satunya yaitu bakteri asam laktat. Di pasaran yoghurt terbagi dalam dua jenis, yang pertama adalah yoghurt plain yaitu yoghurt tanpa rasa tambahan dan yang kedua adalah drink yoghurt yaitu yoghurt plain yang oleh produsen telah ditambahkan perasa tambahan buah-buahan seperti rasa strawberry, jeruk ataupun leci .

Kelebihan Yoghurt :
Bila di nilai dari kandungan gizinya, yoghurt tidaklah kalah dengan  susu pada umumnya. Hal ini karena bahan dasar yoghurt adalah susu, bahkan ada beberapa kelebihan yoghurt yang tidak dimiliki oleh susu murni yaitu :
  1. Sangat cocok dikonsumsi oleh orang yang sensitif dengan susu (yang ditandai dengan diare) karena laktosa yang terkandung pada susu biasa sudah disederhanakan dalam proses fermentasi  yoghurt.
  2. Bila dikonsumsi secara rutin bahkan mampu menghambat kadar kolestrol dalam darah karena yoghurt mengandung bakteri lactobasillus. Lactobasillus berfungsi menghambat pembentukan kolestrol dalam darah kita yang berasal dari makanan yang kita makan seperti jeroan atau daging.
  3. Meningkatkan daya tahan tubuh kita karena yoghurt mengandung banyak bakteri baik sehingga secara otomatis dapat menyeimbangkan bakteri jahat yang terdapat dalam susu kita.
Cara Pembuatan Yoghurt yang Benar
Walaupun terlihat sulit, pembuatan yoghurt sebenarnya sangat sederhana. Alat-alat yang kita butuhkan tidaklah terlalu rumit, seperti panci berukuran kira-kira 40 cm, sendok pengaduk, toples kaca dengan tutup. Semua peralatan ini dapat diperoleh dengan mudah dipasar-pasar atau pusat pembelanjaan seperti Carrefour. Bahan utama yang dibutuhkan untuk pembuatan yoghurt hanyalah susu. Susu ini dapat berupa susu cair langsung tetapi yang perlu diperhatikan susu yang digunakan harus susu putih.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
  1. Siapkan susu yang sudah dicairkan dengan air matang sebanyak 1 liter lalu tambahkan susu krim sebanyak 15%.
  2. Masak dengan api kecil sambil diaduk terus selama 30 menit tetapi jangan sampai mendidih. Hal ini hanya bertujuan untuk menguapkan air sehingga nantinya akan terbentuk gumpalan atau solid yoghurt.
  3. Jika sudah, solid yoghurt lalu diangkat dan didinginkan kira-kira sampai hangat-hangat kuku baru kemudian ditambahkan bibit yoghurt sebanyak 2 – 5% dari jumlah yoghurt yang sudah mengental tadi. Bibit yoghurt memang tidak dijual di pasaran secara bebas tetapi dapat anda peroleh disalah satu toko. Atau secara sederhananya kita dapat menggunakan yogurt yang plain (tanpa rasa tambahan), tanpa gula dan tanpa aroma sebagai bibit yoghurt.
  4. Diamkan selama 24 jam dalam wadah tertutup untuk menghasilkan rasa asam dan bentuk yang kental .
  5. Semakin tinggi total solidnya maka cairan bening yang tersisa semakin sedikit, dan yoghurt yang dihasilkan semakin bagus. Solid yoghurt yang belum diberikan tambahan rasa ini dapat juga dijadikan bibit yoghurt untuk pembuatan selanjutnya.
  6. Setelah berbentuk yoghurt dapat ditambahkan sirup atau gula bagi yang tidak kuat asamnya, bahkan bisa ditambahkan dengan perasa tambahan makanan seperti rasa jeruk, strawberry dan leci yang dapat kita peroleh di apotek-apotek. Yoghurt dapat disajikan tidak hanya sebagai minuman, tetapi juga dapat disajikan bersama salad buah sebagai sausnya ataupun sebagai bahan campuran es buah.
  7. Yoghurt yang sudah jadi dapat ditempatkan di wadah plastik ataupun kaca. Kalaupun kita ingin menggunakan wadah plastik sebaiknya yang agak tebal, akan tetapi bila ingin menyimpan yoghurt untuk waktu yang lebih lama sebaiknya menggunakan wadah kaca.
Kebersihan merupakan hal yang harus sangat kita perhatikan, sehingga sebaiknya semua alat yang digunakan direbus terlebih dahulu dalam air mendidih selama 5-10 menit. Apabila kebersihan tidak dijaga dapat mengakibatkan yoghurt tidak jadi, dengan ciri-ciri tidak berasam walaupun berbentuk solid, di permukaan solid ditumbuhi jamur yang berbentuk bintik-bintik hitam dan berbau asam yang sangat tajam.
Untuk yoghurt yang kita buat sendiri sebaiknya paling lama  penyimpanannya selama 1 minggu.
Selain masalah kebersihan, masalah penyimpanan yoghurt juga perlu untuk diperhatikan.
Ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu :
  1. Yoghurt tidak boleh terkena sinar matahari.
  2. Tidak boleh ditaruh dalam suhu ruangan, harus disimpan dalam suhu dingin/kulkas tetapi juga tidak boleh diletakkan dalam freezer. Yoghurt tidak boleh disimpan dalam freezer karena bahan dasar yoghurt yang berupa susu dapat pecah dan justru itu akan merusak yoghurt.
Tips Memilih Yogurt
Bila anda tidak sempat membuat dan ingin membeli yogurt di pasaran maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
  1. Pilihlah yoghurt yang kental.
  2. Pilihlah yoghurt yang disimpan di suhu dingin jangan yang di luar karena biasanya sudah disterilkan lagi sehingga mikroorganismenya sudah tidak ada.
  3. Dicermati labelnya yang plain yoghurt atau yang drink yoghurt disesuaikan dengan kebutuhan kita.
  4. Dicermati tanggal kadaluarsanya.

Kamis, 14 Oktober 2010

5. proses produksi yakult

Bagaimanakan Yakult dibuat?

1. Tangki pelarutan
Bahan-bahan utama yaitu susu bubuk skim dan glukosa dicampur dengan air dan ditampung dalam tangki pelarutan.

2. Tangki pembibitan
Dalam tangki ini bibit bakteri Lactobacillus Casei Shirota Strain disiapkan dan dikembangbiakkan.



Tangki pembibitan


3. Tangki fermentasi
Selanjutnya bibit bakteri Lactobacillus Casei Shirota Strain dicampu dengan campuran bahan-bahan di no. 1 diatas dan dimasukkan kedalam tangki fermentasi.



Tangki fermentasi


3. Proses homogenizer
Tahap berikutnya dilakukan proses Homogenizer dan diawasi secara ketat.



Proses quality kontrol yang ketat

4. Tangki pencampur
Hasil proses homogenizer tersebut dicampur dengan sirup dari tangki sirup dan disimpan dalam tangki pencampur.

5. Tangki penampung
Kemudian hasil dari proses no. 4 tersebut dicampur dengan air yang sudah di sterilisasi dan ditampung didalam tangki penampung.

6. Mesin pembuat botol
Untuk menjaga higienitas dari Yakult, maka proses pembuatan botol dilakukan sendiri oleh Yakult Indonesia.



Mesin pembuat botol Yakult

7. Mesin pengisian
Selanjutnya minuman Yakult sudah siap diisi ke dalam botol. Di botol tersebut juga dicetak semua informasi yang ada seperti kandungan nutrisi, tanggal kadaluwarsa, dll.



Proses pengisian Yakult ke dalam botol


8. Mesin pengepakan
Botol-botol yang sudah terisi untuk selanjutnya dikemas dalam kemasan dimana 1 kemasan ( packing ) terdiri dari 5 botol Yakult.

9. Ruang pendingin
Kemasan yang berisi botol Yakult disimpan dalam ruang pendingin untuk menjamin kualitas dari minuman kesehatan Yakult.

10. Distribusi
Dari ruang pendingin tersebut selanjutnya Yakult siap didistribusikan ke pelanggan melalui sistem penjualan langsung ( Direct Sales ) untuk dikirim ke toko-toko dan supermarket maupun melalui sistem penjualan oleh Ibu-ibu Yakult Lady untuk dikirim ke rumah-rumah setiap hari.

3. Proses Produksi Rokok



Dari lahan pertanian hingga pabrik pembuatan


Setelah dipanen dan dikeringkan, tembakau dan cengkeh dikirim ke tempat produksi. Tembakau disimpan selama tiga tahun dalam lingkungan yang terkontrol untuk meningkatkan cita rasanya. Cengkeh juga harus melalui proses penyimpanan selama setahun sebelum dapat diproses dan dirajang.


Tembakau yang telah disimpan akan diproses untuk memberikan rasa sebelum dicampur dengan cengkeh rajangan yang telah kering, kemudian dijadikan campuran rokok yang akan diolah menjadi rokok. Campuran akhir, atau biasa disebut "cut filler," akan disimpan di dalam lumbung berukuran besar sebelum memasuki proses produksi.


Rokok kretek dapat berupa Sigaret Kretek Tangan (SKT) atau Sigaret Kretek Mesin (SKM). Salah satu aspek khas dalam industri kretek Indonesia adalah masih digunakannya metode pelintingan secara manual dengan tangan, di mana para pekerja melinting produk rokok kretek jadi dengan sangat cepat, bahkan hingga dapat menyelesaikan 360 batang per jam.


Dalam setiap tahap produksi, proses pengendalian mutu yang ketat memainkan peran yang penting untuk menjamin bahwa setiap batang rokok diproduksi dengan standar yang tinggi. Setelah produksi rokok selesai, rokok akan dikemas dan didistribusikan.

2. Proses produksi Pembuatan Karet Sintetik


PDF Cetak E-mail

Polymerization
Polymerisasi ialah merupakan proses awal dari pembuatan karet sintetik, pada tahap ini ada tiga motode yang digunakan yaitu emulsion, microemulsion, and suspension polymerization. Proses ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar sekelas Du Pont, Dow, GE, Ausimont, Daikin and Dyneon.

Isolation
Pada tahap ini, backbone polymers diisolasi, dikeringkan, dan dibersihkan. Setelah tahap ini, maka polimer tersebut sudah siap untuk diolah oleh compounder.

Compounding (mixing)
Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam menentukan sifat2 tambahan dari suatu polimer/karet. Karena pada tahap inilah compounder meracik resepnya untuk menghasilkan bahan baku yang sesuai keinginannya/pesanan. Pengalaman dan pengetahuan compounder pada tahap ini sangat krusial untuk menghasilkan material yang berkualitas.

Extrusion/Forming/Premolding
Setelah selesai di mixing, maka material yang masih berbentuk lembaran dibentuk lagi menyerupai produk akhir supaya dapat dengan mudah diproses pada molding nantinya. misalnya untuk O-Ring, material tersebut dibentuk menyerupai kabel panjang.

Molding
Proses inilah yang menentukan akan berbentuk seperti apakah produk akhir. dengan kombinasi panas dan tekanan yang sesuai, maka akan didapat produk akhir yang sempurna.

Flash Removal
Setelah dari proses molding, biasanya pada produk masih terdapat sisa-sisa material yang menempel, pada tahap ini sisa-sisa tersebut dipisahkan sehingga didapat produk akhir yang sesusai dengan cetakan.

Post Curing
Terkadang pada tahap molding tidak semua proses kimia dapat terjadi dengan sempurna, sehingga untuk menghabiskan sisa-sisanya dilakukan proses curing.

Finishing & Inspection
Setelah selesai diproses, maka produk akhir hendaknya dibersihkan dan dilakukan pengetesan apakah sudah sesuai dengan harapan atau tidak.

Cleaning
Semua proses telah selesai dan produk akhir yang didapat telah sempurna, maka produk tersebut dicuci bersih dari kotoran-kotoran yang mungkin menempel pada proses produksi sebelumnya.

Packaging
Setelah produk akhir sudah bersih, dan siap untuk dikirim/disimpan. sebaiknya dimasukan kemasan agar tidak terkontaminasi dari lingkungan luar.

Semua proses diatas ialah teoritis, yang mana pada saat dilapangan seringkali prakteknya tidak sesederhana demikian.

1. Proses Produksi Teh



Produksi teh meliputi beberapa tahap :
  • Pelayuan
  • Penggilingan
  • Oksidasi (‘fermentasi')
  • Pengeringan
  • Pengemasan
Meskipun prosesnya relatif mudah, diperlukan pengontrolan yang seksama pada setiap tahap untuk memperoleh hasil dengan aroma dan rasa yang tepat.
Pelayuan
Tujuan pelayuan adalah untuk mengurangi kadar air daun teh hingga 70% (persentase ini bervariasi dari satu wilayah dengan yang lain).
Daun teh ditempatkan di atas loyang logam (wire mesh ) dalam ruangan (semacam oven). Kemudian udara dialirkan untuk mengeringkannya secara keseluruhan.
Proses ini memakan waktu 12 hingga 17 jam. Pada akhir pemrosesan daun teh menjadi layu dan lunak sehingga mudah untuk dipilin.
  Pelayuan. Sumber gambar : http://www.teafountain.com/teagrades/
Penggilingan
Daun teh ditempatkan pada mesin penggiling, yang berputar secara horisontal terhadap meja penggilingan. Proses ini membentuk daun teh menyerupai pilinan kawat. Selama proses penggilingan daun teh juga menjadi pecah/rusak, yang mengawali proses ketiga.
  Penggilingan. Sumber gambar : http://www.teafountain.com/teagrades/
Sebagai pengganti penggilingan yang lembut dan lebih tradisional, ada dua metode lain yang digunakan, terutama dalam produksi teh hitam agar menjadi lebih halus, seperti kategori daun hancur (fanning ) dan partikel kecil (dusting ). Kategori ini biasanya diperuntukkan untuk produksi teh celup.
Metode Produksi CTC :
CTC adalah singkatan dari (crushing, tearing and curling ) penghancuran, penyobekan, dan penggulungan. Daun yang telah dilayukan seringkali dipotong hingga berukuran seragam dengan menggunakan mesin. Selanjutnya daun ditempatkan dalam mesin CTC dimana mereka dihancurkan, dikoyak, dan digulung dengan proses tunggal oleh penggulung logam. Ekstrak air sarinya ditampung dan ditambahkan kembali ke daun.
Daun yang telah hancur kemudian dioksidasi, dikeringkan dan disortir. Metode CTC terutama digunakan di wilayah India.
Metode LTP :
Metode ketiga dalam produksi teh hitam adalah metode LTP, diberi nama sesuai dengan penemu mesin, Lawrie Tea Processor . Pada metode ini, daun yang telah dilayukan seringkali digolongkan berdasarkan mutunya sebelum diproses di mesin LTP. Di sinilah proses perobekan daun yang sebenarnya dilakukan dengan menggunakan mata pisau yang berputar dengan kecepatan tinggi. Selanjutnya diikuti dengan proses oksidasi biasa, pengeringan dan proses penyortiran.
Oksidasi (fermentasi)
Ketika proses penggilingan telah sempurna, daun teh ditempatkan dalam bak-bak atau diletakkan diatas meja, sehingga enzim-enzim yang ada di dalam daun teh bersentuhan dengan udara dan mulai teroksidasi. Hal inilah yang menghasilkan bau, warna, dan mutu dari teh.
Pada proses ini daun teh berubah warna dari hijau, menjadi coklat muda, lalu coklat tua, dan perubahan warna daun ini terjadi pada temperatur 26 derajat.
Tahap ini merupakan tahap kritis dalam menentukan rasa teh, jika oksidasi dibiarkan terlalu lama, rasa akan berubah menjadi seperti busuk.

Proses oksidasi memakan waktu kurang lebih satu setengah sampai 2 jam.

Proses ini dimonitor secara konstan dengan menggunakan termometer berdasarkan pengalaman bertahun-tahun.
Daun teh kemudian memasuki tahap akhir pengeringan.
Semakin lama teroksidasi, teh menjadi berwarna semakin gelap. Teh hijau tidak mengalami oksidasi atau dalam periode oksidasi yang singkat. Teh Oolong teroksidasi sebagian, dan teh hitam mengalami oksidasi secara penuh.
Seringkali tahap ini disamakan dengan fermentasi. Tetapi, fermentasi menggunakan mikroorganisme (bakteri, jamur, ragi, seperti pada roti, bir), yang pada fermentasi teh tidak dilakukan. Fermentasi teh merupakan proses oksidasi kimia.
Pengeringan
Untuk menghentikan proses oksidasi, daun teh dilewatkan melalui pengering udara panas. Proses ini mengurangi total kadar air hingga kira-kira 3% dan menghentikan enzim. Oksidasi dihentikan pada proses ini, dan sekarang daun teh yang sudah kering siap untuk disortir berdasarkan penggolongan kelasnya sebelum pengemasan. Untuk penggolongan kelas, lihat file
Pengemasan
Daun teh pada umumnya dikemas dalam kotak kayu yang besar dan siap untuk diekspor. Untuk selanjutnya dapat dikemas dalam kemasan lebih kecil, teh celup, dan lain-lain.



 

 





European Masters Degree in Food Studies - an Educational Journey

Last Update: Thursday 1 July, 2010

Food-Info.net is an initiative of Wageningen University, The Netherlands

5. contoh Lingkungan Fisik


  • Tanah seluas 110 are yang dapat digunakan :
    1. Untuk bangunan asrama, kantor, kandang dan halaman seluas 20 are
    2. Untuk tanaman sayuran dan lain-lain seluas 90 are
  • Fasilitas Umum :
    1. Bangunan kantor yayasan 1 unit
    2. Bangunan kantor panti dan asrama putra 3 ruang
    3. Asrama putri 3 ruang
    4. Ruang serbaguna 1 unit
    5. Ruang makan dan dapur
    6. Kamar mandi dan WC 7 ruang
  • Kapasitas :
    1. Tampung: 60 kelayan
    2. Isi: 53 kelayan
  • Anggaran rutin perbulan Rp. 10.000.000,- (enam juta). Untuk biaya pendidikan,makan, administrasi,honor,PAM,Listrik,Telepon dll.

3. Bahaya Fisik di Tempat Kerja


Lingkungan kerja yang tidak sehat sering kali mengganggu para pekerja dan dapat mengurangi ke efektifitasan dari pekerja itu sendiri. Dibawah ini akan diuraikan beberapa lingkungan kerja yang tidak sehat dan juga mengganggu kinerja dari pekerja itu sendiri.
1. Kebisingan
Bunyi adalah sesuatu yang tidak dapat kita hindari dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di tempat kerja. Bahkan bunyi yang kita tangkap melalui telinga kita merupakan bagian dari kerja misalnya bunyi telepon, bunyi mesin ketik / komputer, mesin cetak, dan sebagainya. Namun sering bunyi-bunyi tersebut meskipun merupakan bagian dari kerja kita tetapi tidak kita inginkan, misalnya teriakan orang, bunyi mesin diesel yang melebihi ambang batas pendengaran, dan sebagainya. Bunyi yang tidak kita inginkan atau kehendaki inilah yang sering disebut bising atau kebisingan.
Kualitas bunyi ditentukan oleh 2 hal yakni frekuensi dan intensitasnya. Frekuensi dinyatakan dalam jumlah getaran per detik yang disebut hertz (Hz), yaitu jumlah gelombang-gelombang yang sampai di telinga setiap detiknya. Biasanya suatu kebisingan terdiri dari campuran sejumlah gelombang dari berbagai macam frekuensi. Sedangkan intensitas atau arus energi per satuan luas biasanya dinyatakan dalam suatu logaritmis yang disebut desibel ( DB ).

Selanjutnya dengan ukuran intensitas bunyi atau desibel ini dapat ditentukan apakah bunyi itu bising atau tidak. Dari ukuran-ukuran ini dapat diklasifikasikan seberapa jauh bunyi-bunyi di sekitar kita dapat diterima / dikehendaki atau tidak dikehendaki / bising.
Skala Intensitas Kebisingan
Skala Intensitas Desibel Batas Dengar Tertinggi
Halilintar 120 DB
Meriam 110 DB
Mesin uap100 DB
Jalan yang ramai 90 DB
Pluit 80 DB
Kantor gaduh 70 DB
Radio 60 Db
Rumah gaduh 50 DB
Kantor pada umumnya 40 DB
Rumah tenang 30 DB
Kantor perorangan 20 DB
Sangat tenang , Suara daun jatuh, Tetesan air 10 DB
Kebisingan mempengaruhi kesehatan antara lain dapat menyebabkan kerusakan pada indera pendengaran sampai kepada ketulian. Dari hasil penelitian diperoleh bukti bahwa intensitas bunyi yang dikategorikan bising dan yang mempengaruhi kesehatan (pendengaran) adalah diatas 60 dB. Oleh sebab itu para karyawan yang bekerja di pabrik dengan intensitas bunyi mesin diatas 60 dB maka harus dilengkapi dengan alat pelindung (penyumbat) telinga guna mencegah gangguan pendengaran.
Disamping itu kebisingan juga dapat mengganggu komunikasi. Dengan suasana yang bising memaksa pekerja berteriak didalam berkomunikasi dengan pekerja lain. Kadang-kadang teriakan atau pembicaraan yang keras ini dapat menimbulkan salah komunikasi (miss communication) atau salah persepsi terhadap orang lain.
Oleh karena sudah biasa berbicara keras di lingkungan kerja sebagai akibat lingkungan kerja yang bising ini maka kadang-kadang di tengah-tengah keluarga juga terbiasa berbicara keras. Bisa jadi timbul salah persepsi di kalangan keluarga karena dipersepsikan sebagai sikap marah. Lebih jauh kebisingan yang terus-menerus dapat mengakibatkan gangguan konsentrasi pekerja yang akibatnya pekerja cenderung berbuat kesalahan dan akhirnya menurunkan produktivitas kerja.
Kebisingan terutama yang berasal dari alat-alat bantu kerja atau mesin dapat dikendalikan antara lain dengan menempatkan peredam pada sumber getaran atau memodifikasi mesin untuk mengurangi bising. Penggunaan proteksi dengan sumbatan telinga dapat mengurangi kebisingan sekitar 20-25 dB.
Tetapi penggunaan penutup telinga ini pada umumnya tidak disenangi oleh pekerja karena terasa risih adanya benda asing di telinganya. Untuk itu penyuluhan terhadap mereka agar menyadari pentingnya tutup telinga bagi kesehatannya dan akhirnya mau memakainya.
2. Penerangan atau Pencahayaan
Penerangan yang kurang di lingkungan kerja bukan saja akan menambah beban kerja karena mengganggu pelaksanaan pekerjaan tetapi juga menimbulkan kesan kotor. Oleh karena itu penerangan dalam lingkungan kerja harus cukup untuk menimbulkan kesan yang higienis. Disamping itu cahaya yang cukup akan memungkinkan pekerja dapat melihat objek yang dikerjakan dengan jelas dan menghindarkan dari kesalahan kerja.
Berkaitan dengan pencahayaan dalam hubungannya dengan penglihatan orang didalam suatu lingkungan kerja maka faktor besar-kecilnya objek atau umur pekerja juga mempengaruhi. Pekerja di suatu pabrik arloji misalnya objek yang dikerjakan sangat kecil maka intensitas penerangan relatif harus lebih tinggi dibandingkan dengan intensitas penerangan di pabrik mobil. Demikian juga umur pekerja dimana makin tua umur seseorang, daya penglihatannya semakin berkurang. Orang yang sudah tua dalam menangkap objek yang dikerjakan memerlukan penerangan yang lebih tinggi daripada orang yang lebih muda.
Akibat dari kurangnya penerangan di lingkungan kerja akan menyebabkan kelelahan fisik dan mental bagi para karyawan atau pekerjanya. Gejala kelelahan fisik dan mental ini antara lain sakit kepala (pusing-pusing), menurunnya kemampuan intelektual, menurunnya konsentrasi dan kecepatan berpikir. Disamping itu kurangnya penerangan memaksa pekerja untuk mendekatkan matanya ke objek guna mmeperbesar ukuran benda. Hal ini akomodasi mata lebih dipaksa dan mungkin akan terjadi penglihatan rangkap atau kabur.
Untuk mengurangi kelelahan akibat dari penerangan yang tidak cukup dikaitkan dengan objek dan umur pekerja ini dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Perbaikan kontras dimana warna objek yang dikerjakan kontras dengan latar
belakang objek tersebut. Misalnya cat tembok di sekeliling tempat kerja harus
berwarna kontras dengan warna objek yang dikerjakan.
b. Meningkatkan penerangan, sebaiknya 2 kali dari penerangan diluar tempat kerja.
Disamping itu di bagian-bagian tempat kerja perlu ditambah dengan dengan lampu-lampu tersendiri.
c. Pengaturan tenaga kerja dalam shift sesuai dengan umur masing-masing tenaga
kerja. Misalnya tenaga kerja yang sudah berumur diatas 50 tahun tidak diberikan
tugas di malam hari.
Disamping akibat-akibat pencahayaan yang kurang seperti diuraikan diatas, penerangan / pencahayaan baik kurang maupun cukup kadang-kadang juga menimbulkan masalah apabila pengaturannya kurang baik yakni silau. Silau juga menjadi beban tambahan bagi pekerja maka harus dilakukan pengaturan atau dicegah.
Pencegahan silau dapat dilakukan antara lain :
a. Pemilihan jenis lampu yang tepat misalnya neon. Lampu neon kurang
menyebabkan silau dibandingkan lampu biasa.
b. Menempatkan sumber-sumber cahaya / penerangan sedemikian rupa sehingga
tidak langsung mengenai bidang yang mengkilap.
c. Tidak menempatkan benda-benda yang berbidang mengkilap di muka jendela
yang langsung memasukkan sinar matahari.
d.   Penggunaan alat-alat pelapis bidang yang tidak mengkilap.
e. Mengusahakan agar tempat-tempat kerja tidak terhalang oleh bayangan suatu
benda. Dalam ruangan kerja sebaiknya tidak terjadi bayangan-bayangan.
Penerangan yang silau buruk (kurang maupun silau) di lingkungan kerja akan menyebabkan hal-hal sebagai berikut :
  1. Kelelahan mata yang akan berakibat berkurangnya daya dan efisiensi kerja.
  2. Kelemahan mental
  3. Kerusakan alat penglihatan (mata).
  4. Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas maka dalam mendirikan bangunan tempat kerja (pabrik, kantor, sekolahan, dan sebagainya) sebaiknya mempertimbangkan ketentuan-ketentuan antara lain sebagai berikut :
a. Jarak antara gedung dan abngunan-bangunan lain tidak mengganggu masuknya
cahaya matahari ke tempat kerja.
b. Jendela-jendela dan lubang angin untuk masuknya cahaya matahari harus cukup,
seluruhnya sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas bangunan.
c. Apabila cahaya matahari tidak mencukupi ruangan tempat kerja, harus diganti
dengan penerangan lampu yang cukup.
d. Penerangan tempat kerja tidak menimbulkan suhu ruangan panas (tidak
melebihi 32 derajat celsius).
e. Sumber penerangan tidak boleh menimbulkan silau dan bayang-bayang yang
mengganggu kerja.
f. Sumber cahaya harus menghasilkan daya penerangan yang tetap dan menyebar
serta tidak berkedip-kedip.
3. Bau-Bauan
Yang dimaksud bau-bauan dalam kaitannya dengan kesehatan kerja adalah bau-bauan yang tidak enak di lingkungan kerja dan mengganggu kenyamanan kerja. Selanjutnya bau-bauan ini dapat mengganggu kesehatan dan produktivitas kerja. Bau-bauan sebenarnya merupakan jenis pencemaran udara yang tidak hanya mengganggu penciuman tetapi juga dari segi higiene pada umumnya.
Cara pengukuran bau-bauan yang dapat mengklasifikasikan derajat gangguan kesehatan belum ada sehingga pengukurannya masih bersifat objektif. Hal ini disebabkan karena seseorang yang mencium bau tertentu dan merasa tidak biasa dengan bau tersebut, apabila sudah lama atau biasa mencium bau aneh tersebut maka akhirnya menjadi terbiasa dan tidak mencium bau yang aneh tersebut. Orang yang bekerja di lingkungan yang berbau bensin atau oli, mula-mula merasakan bau tersebut tetapi lama-kelamaan tidak akan merasakan bau tersebut meskipun bau tersebut tetap di lingkungan kerja itu. Hal ini disebut penyesuaian penciuman.
Dalam kaitannya dengan kesehatan kerja atau dalam lingkungan kerja, perlu dibedakan antara penyesuaian penciuman dan kelelahan penciuman. Dikatakan penyesuaian penciuman apabila indera penciuman menjadi kurang peka setelah dirangsang oleh bau-bauan secara terus-menerus, seperti contoh pekerja tersebut diatas.
Sedangkan kelelahan penciuman adalah apabila seseorang tidak mampu mencium kadar bau yang normal setelah mencium kadar bau yang lebih besar. Misalnya orang tidak mencium bau bunga setelah mencium bau yang kuat dari bangkai binatang.
Ketajaman penciuman seseorang dipengaruhi oleh faktor psikologis sewaktu-waktu, misalnya emosi, tegangan, ingatan, dan sebagainya. Orang yang sedang mengalami ketegangan psikologis atau stress, ia tidak dapat mencium bau-bauan yang aneh, yang dapat dicium oleh orang yang tidak dalam keadaan tegang.
Disamping itu penciuman juga dapat dipengaruhi oleh kelembaban udara. Pada kelembaban antara 40-70 % tidak mempengaruhi penciuman tetapi dibawah atau diatas kelembaban itu dapat mempengaruhi penciuman. Pengendalian bau-bauan di lingkungan kerja dapat dilakukan antara lain :
  1. Pembakaran terhadap sumber bau-bauan misalnya pembakaran butil alkohol
    menjadi butarat dan asam butarat.
  2. Proses menutupi yang didasarkan atas kerja antagonistis diantara zat-zat yang
    berbau. Kadar zat tersebut saling menetralkan bau masing-masing. Misalnya bau
    karet dapat ditutupi atau ditiadakan dengan paraffin.
  3. Absorbsi (penyerapan), misalnya penggunaan air dapat menyerap bau-bauan
    yang tidak enak.
  4. Penambahan bau-bauan kepada udara yang berbau untuk mengubah zat yang
    berbau menjadi netral (tidak berbau). Misalnya menggunakan pengharum
    ruangan.
  5. Alat pendingin ruangan (air conditioning) disamping untuk menyejukkan ruangan
    juga sebagai cara deodorisasi (menghilangkan bau-bauan yang tidak enak) di
    tempat kerja.

2. KONDISI LINGKUNGAN KERJA FISIK YANG MEMPENGARUHI AKTIFITAS MANUSIA


Posted by: januarsutrisnoyayan on: November 29, 2008

1. Temperatur
Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan temperatur luar adalah jika perubahan temperatur luar tubuh tersebut tidak melebihi 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin. Semua ini dari keadaan normal tubuh. Dalam keadaan normal anggota tubuh manusia mempunyai temperatur berbeda-beda, seperti bagian mulut sekitar 37ºC, dada sekitar 35ºC, dan kaki sekitar 28ºC. Tubuh manusia dapat menyesuaikan diri karena memiliki kemampuannya untuk melakukan proses konveksi, radiasi, dan penguapan jika terjadi kekurangan atau kelebihan panas yang membebaninya. Menurut penyelidikan untuk berbagai tingkat temperatur akan memberikan pengaruh yang berbeda-beda seperti berikut
± 49ºC : Temperatur yang dapat ditahan sekitar 1 jam, tetapi jauh di atas tingkat kemampuan fisik dan mental.
± 30ºC : Aktivitas mental dan daya tanggap mulai menurun dan cenderung untuk dalam pekerjaan, serta menimbulkan kelelahan fisik.
± 24ºC : Kondisi optimum.
± 10ºC : Kelakuan fisik yang ekstrim mulai muncul.
Dari suatu penelitian diperoleh hasil bahwa produktivitas kerja manusia akan  mencapai tingkat paling tinggi pada temperatur sekitar 24ºC sampai 27ºC.
2. Kelembaban (Humidity)
Yang dimaksud kelembaban di sini adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara (dinyatakan dalam %). Kelembaban ini dipengaruhi oleh temperatur udara. Suatu keadaan dimana temperatur udara sangat panas dan kelembabannya tinggi,akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran, karena sistim penguapan, dan pengaruh lain ialah makin cepatnya denyut jantung karena makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen.Tubuh manusia selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan antara panas tubuhnya dengan suhu disekitarnya. Keseimbangan itu akan memenuhi rumus :
M + R + C – E = 0
M = panas yang diperoleh dari metabolisme
R = perubahan panas karena radiasi
C = perubahan panas karena konveksi
E = hilangnya tenaga karena penguapan
3. Sirkulasi Udara (Ventilation)
Seperti kita ketahui udara di sekitar kita mengandung sekitar 21% Oksigen, 0,03% Karbondioksida dan 0,9% gas lainnya (campuran).Oksigen terutama merupakan gas yang dibutuhkan oleh makhluk hidup terutama untuk menjaga kelangsungan hidupnya (proses metabolisme). Udara di sekitar kita dikatakan kotor bila kadar oksigen di udara telah berkurang dan bercampur dengan gas-gas lain yang berbahaya bagi kesehatan. Jika kita menghirup udara kotor kita akan marasa sesak dan akan lebih cepat merasa lelah. Sirkulasi udara dengan memberikan ventilasi yang cukup akan menggantikan udara yang kotor dengan udara yang bersih. Demikian juga dengan menaruh tanaman akan mampu membantu memberi kebutuhan akan oksigen yang cukup.
4. Pencahayaan (Lighting)
Pencahayaan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk melihat obyek secara jelas dan cepat tanpa melakukan kesalahan. Pencahayaan yang kurang mengakibatkan pekerja mudah lelah karena mata akan berusaha melihat dengan cara membuka lebar-lebar. Lelahnya mata akan mengakibatkan pula kelelahan mental dan lebih jauh bisa merusak mata. Kemampuan mata untuk melihat objek dengan jelas akan ditentukan oleh ukuran objek, derajat kontras antara objek dengan sekelilingnya, luminensi (brightness) serta lamanya waktu untuk melihat objek tersebut. Untuk menghindari silau (glare) karena letak dari sumber cahaya yang kurang tepat, maka sebaiknya mata tidak secara langsung menerima cahaya dari sumbernya akan tetapi cahaya tersebut harus mengenai objek yang akan dilihat yang kemudian dipantulkan oleh objek tersebut ke mata kita.
5. Kebisingan (Noise)
Kebisingan adalah bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki oleh telinga kita, karena dalam waktu panjang bunyi-bunyian tersebut dapat mengganggu ketenangan kerja, merusak pendengaran dan dapat menimbulkan kesalahan komunikasi. Ada 3 aspek yang menentukan kualitas bunyi yang bisa menentukan kualitas bunyi yang bisa menentukan tingkat gangguan pada manusia yaitu:
a. Lama waktu bunyi tersebut terdengar.
b. Intentitas biasanya diukur dalam satuan desibel (dB) yang menunjukan besarnya arus energi per satuan luas.
c. Frekuensi suara yang menunjukan jumlah dari gelombang-gelombang suara yang sampai ke telinga kita setiap detik dinyatakan dalam jumlah getaran per detik (Hz).
6. Getaran Mekanis (Mechanical Vibration)
Gerakan mekanis dapat diartiakn sebagai getaran-getaran yang ditimbulkan oleh alat-alat mekanis yang sebagian dari getaran ini sampai ke tubuh dan dapat menimbulkan akibat-akibat yang kurang baik untuk tubuh kita. Besarnya getaran ini ditentukan oleh intensitas, frekuensi, getaran dan lamanya getaran itu berlangsung. Sedangkan anggota tubuh manusia juga memiliki frekuensi alami dimana apabila frekuensi ini beresonansi dengan frekuensi getaran akan  menimbulkan gangguan-gangguan antara lain :
a. Mempengaruhi konsentrasi kerja
b. Mempercepat datangnya kelelahan
c. Gangguan-gangguan pada anggota tubuh seperti : mata, syaraf, oto-otot, dll.
Tabel Skala Intensitas Kebisingan :
KONDISI SUARA
DESIBEL (dB)
BATAS DENGAR TERTINGGI
Menulikan
120
Halilintar
110
Meriam
100
Mesin uap
Sangat hiruk pikuk
90
Jalan hiruk pikuk
Perusahaan sangat gaduh
80
Peluit polisi
Kuat
Kantor gaduh
Jalan pada umumnya
70
Radio
60
Perusahaan
Sedang
Rumah gaduh
50
Kantor pada umumnya
Percakapan kuat
40
Radio perlahan
Tenang
Rumah tenang
Kantor pribadi
30
Auditorium
Percakapan
Sangat tenang
20
Suara daun-daun
10
Berbisik-bisik
0
Batas dengar terendah
7. Bau Bauan
Adanya bau-bauan yang dalam hal ini juga dipertimbangkan sebagai polusi akan dapat mengganggu konsentrasi orang bekerja. Temperatur dan kelembaban merupakan dua faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kepekaan penciuman. Oleh karena itu pemakaian Air Conditioning yang tepat merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang mengganggu sekitar tempat kerja.
8. Warna
Yang dimaksud disini adalah warna tembok ruangan dan interior yang ada disekitar tempat kerja. Warna ini selain berpengaruh terhadap kemampuan mata untuk melihat objek, juga memberikan pengaruh yang lain seperti :
a. Warna merah bersifat merangsang.
b. Warna kuning memberikan kesan luas, terang dan leluasa.
c. Warna hijau atau biru memberikan sejuk, aman dan menyegarkan.
d. Warna gelap memberikan kesan sempit.
e. Warna terang memberikan kesan leluasa.
Dengan adanya sifat-sifat itu maka pengaturan warna ruangan tempat kerja perlu diperhatikan dalam arti harus disesuaikan dengan kegiatan kerjanya. Dalam keadaan dimana ruangan terasa sempit maka pemilihan warna yang sesuai  dapat menghilangkan kesan tersebut. Hal ini secara psikologis akan  menguntungkan karena kesan sempit cenderung menimbulkan stres.
Bahan yang saya ambil untuk menulis pepper di atas saya ambil dari buku Analisis Perancangan Kerja karangan Bapak Parama Kartika Dewa SP.,ST.,MT.

2. PENGARUH LINGKUNGAN FISIK TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT.NOVA AYU LESTARI


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Lingkungan merupakan salah satu faktor terbentuknya sebuah kepribadian seseorang sejak orang tersebut terlahir kedunia, dimulai dari lingkungan terkecil yaitu lingkungan keluarga. Didalam lingkungan keluarga Ayah dan Ibulah yang pertama kali berperan dalam pembentukan kepribadian seseorang yang kemudian akan meningkat kelingkup tetangga, kemudian masuk kedunia pendidikan dan dunia kerja. Didalam lingkungan pendidikan seorang anak dibekali ilmu pengetahuan yang telah dipaket dalam kurikulum, selain ilmu pengetahuan lingkungan pendidikan secara tidak langsung juga membentuk sebuah kepribadian seorang anak atau pelajar tersebut.
Minat belajar seorang anak juga diawali dari seberapa jauh dukungan orang tua dan kondisi lingkungan didalam keluarganya, kemudian faktor lingkungan sekolah baik itu dari kurikulum maupun interaksi dengan teman-temannya yang kemudian akan menjadi bekal anak kepada pendewasaan. Didalam dunia pendidikan, pelajar yang berkualitas adalah pelajar yang cerdas dalam nengikuti pembelajaran dan mendapatkan peringkat pertama dalam kurikulum pelajaran, baik itu cerdas, tangkas dalam mengikuti setiap ilmu yang diberikan. Namun pembentukan pelajar yang berkualitas juga perlu dikelolanya keadaan lingkungan belajar yang baik dan mewadai sebagai pendukung baik fasilitas maupun penyuluhan tentang cara belajar yang baik untuk mencapai tujuan atau fisi dan misi sekolah.
Dalam setiap organisasi maupun perusahaan karyawan atau pegawai mempunyai peranan penting dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Karyawan pada hakekatnya merupakan salah satu unsur yang menjadi sumber daya dalam suatu perusahaan (sumber daya manusia). Sumber daya manusia inilah yang menjadikan suatu perusahaan bisa menjalankan kegiatan sehari-hari. Karyawan sebagai sumber jalannya bagi perusahaan sangat penting dalam usaha pencapaian tujuan produksi suatu perusahaan. Untuk mencapai hasil produksi yang maksimal diperlukan sumber daya yang berkualitas sehat dan terorganisir. Hal ini dapat dilihat dari segala aktivitas yang dilakukan oleh para karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya, oleh karena itu perlu mendapatkan dorongan untuk dapat bekerja dengan lebih baik sehingga efektivitas dan efisiensi dapat tercapai dengan baik pula. Dorongan tersebut adalah berupa pemenuhan kebutuhan karyawan, yaitu dengan pemberian gaji yang baik, jaminan kesejahteraan yang meliputi jaminan kesehatan dan jaminan keselamatan kerja, juga pemberian bonus (insentif) bagi karyawan yang berperstasi. Di samping itu, lingkungan bekerja juga dapat mempengaruhi semangat kerja dalam pelaksanaan tugas karyawan.(The Liang Gie 2000:212)
Pabrik, kantor, atau tempat kerja lainya merupakan tempat diselenggarakannya kegiatan kerja produksi. Kegiatan tersebut diselenggarakan untuk mencapai tujuan dan target produksi perusahaan. Untuk mencapai hasil kerja secara efektif dan efisien untuk target–target perusahaan dengan sempurna perlu menciptakan suasana kerja yang harmonis dan nyaman.
Pada umumnya karyawan cenderung lebih senang dengan adanya kondisi lingkungan kerja yang baik dan nyaman, sehingga efisiensi kerja dapat tercapai dengan baik. Dengan demikian sangat penting bagi pimpinan untuk memperhatikan hal ini sebagai salah satu cara untuk meningkatkan semangat kerja karyawannya.
Semangat kerja merupakan sikap yang perlu dimiliki oleh karyawan, sedangkan semangat kerja itu sendiri adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga pekerjaan dapat diharapkan lebih cepat dan baik. (Nitisemito 1996:160). Adanya semangat kerja dapat tercermin jika karyawan merasa senang dengan pekerjaannya, karyawan akan lebih trampil dalam melakukan pekerjaan mereka.
Semangat kerja dipengaruhi oleh faktor material maupun non material. Pemenuhan kebutuhan yang sifatnya material bukanlah satu-satunya faktor penentu yang dapat membuat karyawan bersemangat dalam bekerja. Pemenuhan kebutuhan non material seperti kenyamanan tempat kerja karyawan adalah faktor yang tak kalah pentingnya untuk diperhatikan. Dalam menciptakan kenyamanan kerja kondisi lingkungan pabrik perlu mendapatkan perhatian baik dari pimpinan atau manajer maupun karyawannya sendiri dari segi kebersihan, suhu udara dalam ruang kerja, penerangan yang dapat masuk ruangan kerja dan suara yang dapat mengganggu pendengaran sehingga dapat mengurangi konsentrasi dalam penyelesaian suatu pekerjaan. Lingkungan kerja atau prasarana fisik yang baik, dapat membantu mengurangi kejenuhan dan kelelahan bagi para karyawan.
Dengan penjelasan tersebut di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian sebagai bahan sekripsi dengan mengambil judul PENGARUH LINGKUNGAN FISIK TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT.NOVA AYU LESTARI”
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan alasan pemlihan judul diatas maka persoalan yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh lingkungan fisik terhadap Produktivitas karyawan pada PT.NOVA AYU LESTARI didalam menjalanka usahanya.
2. Sejauh mana pengaruh lingkungan fisik terhadap produktivitas kerja karyawan PT.NOVA AYU LESTARI.
C. Maksud dan Tujuan Penelitian
Adapun maksud dan tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk memberi gambaran apakah lingkungan fisik dapat mempengaruhi produktivitas karyawan pada TP. NOVA AYU LESTARI.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lingkungan fisikterhadap produktivitas karyawan pada TP. NOVA AYU LESTARI.
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengembangkan ilmu bidang manajemen sumber daya manusia (SDM) mengenai lingkungan fisik baik secara teori maupun praktek yang sebenarnya pada PT.NOVA AYU LESTARI
2. Memberi masukan kepada PT.NOVA AYU LESTARI agardapat mengambil langkah-langkah yang tepat dalam upaya meningkatkan semangat kerja melalui lingkungan fisik yang baik dan berguna bagi karyawan.
3. Memberi dorongan pada karyawan untuk bekerja lebih produktif.
E. Kerangka Pemikiran
Perusahaan berdiri tidak lain untuk menghasilkan produk baik berupa barang maupun jasa dengan hasil yang maksimal, untuk mendapatkan hasil produk yang maksimal dibutuhkan sumberdaya yang berkualitas. Kemudian kebijakan – kebijakan pemimpin perusahaan dalam memberikan tugas kepada karyawan supaya bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawab dan produktif.
Untuk mendapatkan produktifitas karyawan yang baik pemimpin perusahaan perlu memberikan rangsangan kepada karyawan.selain pemberian upah gaji, bonus, dan jam kerja yang efektif dan efisien pemimpin perusahaan juga harus memperhatikan lingkungan kerja secara fisik yang nyaman dan merangsang produktifitas karyawan.
Lingkungan fisik adalah suatu keadaan dimana tempat kerja suatu karyawan tersebut merasa nyaman dan menyenangi tempat kerjanya, sedangkan pemberian hak atas pekerjaan dari perusahaan kepada karyawan adalah suatu kewajiban dalam memberikan hak atas pekerjaan karyawan. Pemberian gaji, insentif dan jam kerja yang efektif terkadang hanya member efek produktifitas yang cenderung sebentar saja, mulai dari pada waktu pemebrian gaji, dan insentif tersebut kemudian setelah itu akan berjalan sewajarnya seorang pekerja. Penerapan jam kerja yang efektif dan teraturpun terkadang membuat karyawan jenuh dikarenakan merasa berjalan monoton, namun dengan penciptaan lingkungan fisik perusahaan dapat memberikan alternative bagi karyawan.
Dengan penciptaan lingkungan fisik bagi karyawan diharapkan agar karyawan betah dan lebih produktif secara terus menerus dalam nenjalankan pekerjaanya karena merasa nyaman dan menyenangi tempat kerja yang ada sehingga pekerjaan pun terselesaikan secara efektif dan efisien serta mampu meningkatkan hasil produksi sesuai dengan keinginan perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut : Klik Disini

0 komentar:

Poskan Komentar

personil

tina lexiana

tina lexiana 
voice

siswo yulistio

siswo yulistio 
gitaris

aditya emm tee

aditya emm tee 
basiss

mrsenjaleksono

mrsenjaleksono 
drummer

The easy Band's Fan Box

The easy Band on Facebook